Tubuh membutuhkan energi untuk menjalankan fungsinya. Energi yang digunakan berasal dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari yang kita kenal dalam satuan kalori. Kalori memegang peranan penting, jika kalori yang masuk dan keluar seimbang, maka berat badan tubuh akan terjaga. Sayangnya, tidak sedikit orang mengkonsumsi kalori yang berlebihan. Kebanyakan penyumbang kalori terbesar, 71% berasal dari fast food - junk food Bedasarkan data survei, 52% penduduk Jakarta menjadikan junk food sebagai sarapan mereka. Hal ini disebabkan karena praktis dan mudah untuk mendapatkannya (62%), rasanya yang enak (19%) serta karena kesibukan mereka bekerja (18%) (1). Belum lagi, penyumbang kalori yang berarti juga dinominasi oleh kehadiran gula, dimana rata-rata konsumsi gula di Indonesia per orang dalam 1 hari mencapai 32 gram (2). Per tahun 2020, konsumsi gula di Indonesia terus meningkat hingga 7,15 juta ton (3). Hal ini menyebabkan kasus obesitas semakin hari cendung meningkat, bahkan di Indonesia 15,4% diantaranya berada pada status gizi obesitas(4). Hal ini tentunya tidak berdampak baik untuk jangka panjang, orang dengan status gizi berlebih, dapat menyebabkan meningkatnya resiko penyakit-penyakit degeneratif seperti diabetes, stroke, hipertensi, ginjal, dan lainnya.
Oleh karena itu, kebutuhan kalori harus diperhatikan agar kita tidak berada pada posisi kelebihan kalori ataupun kekurangan kalori. Kalori hanyalah sebuah angka, yang menjadikan acuan apakah itu sudah cukup,kurang atau lebih. Ada yang lebih penting daripada memperhatikan kebutuhan kalori kita, yaitu memperhatikan jenis makanan yang seperti apa yang akan kita konsumsi. Seseorang dengan kondisi tubuh obesitas dan ingin mengurangi berat badan, sehingga ia mencari jenis jenis makanan yang kalorinya rendah misalnya saja air putih, dan sayur sayuran saja. Hal ini tentu tidak dibenarkan, karena tubuh membutuhkan sumber zat gizi lainnya untuk digunakan dalam proses essensial di dalam tubuh. Sayur dan air putih tidak cukup untuk menopang itu semua.
Sama hal nya dengan seseorang yang ingin menaikan berat badan, dia memilih untuk mencari makanan yang tinggi kalori, salah satunya berasal dari gula dan minyak. Melihat hal tersebut, dia memasukan jenis makanan berbahan dasar gula dan minyak sebagai makanan utamanya. Berat badannya naik secara signifikan, namun hal tersebut sama saja dengan menginvestasikan penyakit untuk 5-10 tahun kedepan.
Memantau kebutuhan kalori haruslah diperhatikan dengan bijak, pilihlah menu makanan yang sesuai dengan isi piringku (5). Diimbangi dengan olahraga teratur minimal 30 menit per harinya untuk menjaga metabolisme tubuh tetap terjaga dengan baik. Ayo, jaga kesehatan tubuh mu mulai dari sekarang.
Source:
(1). https://www.medcom.id/rona/kesehatan/4baXv3WN-survei-52-orang-jakarta-jadikan-junk-food- sebagai-sarapan
(2). https://lifestyle.kompas.com/read/2020/02/21/070000420/orang-indonesia-konsumsi-gula-1147- kg-per- tahun#:~:text=Selain%20obesitas%2C%20kelebihan%20gula%20juga%20memicu%20gangguan%2 0hormonal%20dan%20diabetes.&text=Menurut%20data%20United%20States%20Department,gram
%20per%20orang%20per%20hari.
(3). https://www.fas.usda.gov/data/indonesia-sugar-annual-3
(4). http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2017/11/PedumGentas.pdf
(5). http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/page/14/isi-piringku-sekali-makan